Senin, 26 Februari 2007

Krisis Pangan di Pandegelang

[Tempo Interaktif] - Sebanyak 580 keluarga di Desa Citeluk, Kecamatan Cibitung Kabupaten Pandeglang, Banten terkena kiris pangan. Mereka hanya mampu makan sekali sehari karena persediaan pangan mereka habis.

"Untuk membeli beras saja kami tidak sudah tak mampu, jadi terpaksa untuk mencukupi kebutuhan pangan kami terpaksa makan ubi-ubian," ujar Jainal salah seorang warga Citeluk, Senin (26/2). Parahnya lagi, jatah beras untuk rakyat miskin yang telah digratiskan oleh Pemerintah Kabupaten Pandeglang belum mereka terimah.

Berdasarkan pantuan, 580 keluarga yang terkena krisis pangan ini merupakan 67 persen dari jumlah kepala keluaraga yang berada di Desa Citeluk yang berjumlah 860 kepala keluarga.

Potret kemiskinan benar-benar tergambar diperkampungan ini. Di rumah-rumah warga yang betap bambu dan papan kerpos itu tidak ada barang berharga, rata-rata rumah mereka juga berlantai tanah.

Beberapa warga mengakau sudah sebulan ini, mereka tidak menyantap nasi. "Beras menjadi bahan mewah, tidak bisa dibeli karena harganya mahal," kata Rosadi warga lainnya. Ratusan paket sembako yang dibawah anggota DPRD Banten ke daerah ini, Minggu (25/2) sore langsung ludes jadi rebutan warga yang lapar.

"Sebenarnya bantuan itu tidak bisa membantu mereka dalam jangka panjang, namun karena saat ini sembako yang mereka butuhkan, maka kita beri mereka sembako," kata Sriyatno Haris Dharmoko, anggota DPRD Banten.

Bupati Pandeglang Dimyati Natakusuma yang dihubungi terpisah mengakau belum mengetahuin ada warga di daerah yang krisis pangan. "Saya akan cek dulu,' katanya. Dimyati mengaku aneh kalau ada warganya yang masih krisis pangan. Sebab sejak Bulan ini, pihkanya menggeratiskan penyaluran rakisn untuk warga miskin.

Kalau pun ada warga yang krisis pangan, kata Dimyati lagi, Pemerintah akan melakukan langkah darurat untuk mengantisipasi kemungkinan adanya dampak krisis tersebut. "Saya akan mengumpulkan semua aparat untuk mengambil tindakan yang cepat," katanya.